Surakarta, 26 September 2024 – Universitas Sebelas Maret melalui Pusat Studi Disabilitas LPPM UNS kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat ekosistem pendidikan inklusif melalui penyelenggaraan Seminar Hasil Program Magang Mahasiswa Pendamping Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusif (Maping Aksi). Seminar berlangsung pada 26 September 2024, sebagai penutup rangkaian magang yang telah dilaksanakan selama satu bulan penuh pada Agustus 2024.
Maping Aksi merupakan program Pengabdian Program Kemitraan Masyarakat International hasil kolaborasi antara PSD LPPM UNS dan UPTD PLDPI Kota Surakarta. Program ini menerjunkan 32 mahasiswa ke 16 sekolah inklusif di Kota Surakarta untuk mendampingi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam proses pembelajaran, interaksi sosial, dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah. Sebelum diberangkatkan ke lapangan, seluruh peserta mendapatkan pembekalan intensif selama satu minggu guna menyiapkan kompetensi dasar pendampingan.
Dalam seminar hasil, tiga perwakilan mahasiswa menyampaikan pengalaman, temuan lapangan, serta rekomendasi penguatan layanan inklusi di sekolah. Pemaparan tersebut meliputi strategi pendampingan ABK, adaptasi metode belajar, kolaborasi dengan guru, serta tantangan yang mereka hadapi selama satu bulan mendampingi siswa di kelas.
Program ini mendapat sambutan hangat dari sekolah mitra. Bahkan, banyak sekolah menyampaikan harapan agar program Maping Aksi dapat diperpanjang, diperluas, dan menjadi agenda rutin, mengingat dampak positif yang dirasakan baik oleh siswa, guru, maupun lingkungan sekolah secara keseluruhan.
PSD LPPM UNS menegaskan bahwa Maping Aksi merupakan bukti nyata komitmen UNS sebagai kampus inklusif yang tidak hanya fokus pada teori, tetapi juga menghadirkan praktik langsung yang memberi manfaat bagi masyarakat. Kolaborasi dengan UPTD PLDPI Kota Surakarta memungkinkan mahasiswa terlibat langsung dalam penguatan layanan pendidikan inklusif di tingkat satuan pendidikan.
Melalui seminar hasil ini, PSD LPPM UNS berharap para mahasiswa mendapatkan pengalaman berharga dan perspektif yang lebih luas mengenai praktik pendampingan ABK, sekaligus memperkuat kapasitas sekolah dalam memberikan layanan pendidikan yang ramah disabilitas dan berkeadilan.

