UNS, 29 Desember 2024 – Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melalui Pusat Studi Difabilitas (PSD) LPPM UNS menyelenggarakan Workshop Penyusunan Panduan Layanan Mahasiswa Disabilitas pada 29 Desember 2024. Kegiatan yang digelar sebagai langkah strategis penguatan ekosistem kampus inklusif ini menghadirkan seluruh pimpinan fakultas di UNS, Peer Group PSD LPPM UNS, mahasiswa disabilitas, serta perwakilan Forum Relawan Mahasiswa Disabilitas (FORDIS UNS).
Workshop ini bertujuan menyusun acuan komprehensif yang akan menjadi standar layanan bagi mahasiswa disabilitas di seluruh fakultas dan unit layanan UNS. Mulai dari mekanisme pendampingan akademik, aksesibilitas sarana dan prasarana, penyediaan layanan juru bahasa isyarat, adaptasi pembelajaran, hingga alur pelaporan kebutuhan khusus mahasiswa.
Dalam sambutannya, PSD LPPM UNS menekankan bahwa penyusunan panduan ini merupakan tindak lanjut dari upaya panjang UNS dalam mewujudkan lingkungan pendidikan yang inklusif, sejalan dengan prinsip kesetaraan, aksesibilitas, serta nondiskriminasi. Panduan ini diharapkan menjadi dokumen rujukan resmi yang dapat diterapkan secara seragam oleh seluruh fakultas.
Keterlibatan pimpinan fakultas menjadi kunci dalam integrasi layanan inklusif karena setiap fakultas memiliki karakteristik program studi dan kebutuhan mahasiswa yang berbeda. Selain itu, masukan dari mahasiswa disabilitas memberikan perspektif langsung mengenai hambatan nyata di lapangan, baik dalam proses akademik, layanan administrasi, maupun mobilitas di lingkungan kampus.
Sementara itu, Forum Relawan Mahasiswa Disabilitas (FORDIS UNS) sebagai kelompok relawan yang mendampingi mahasiswa disabilitas turut memberikan rekomendasi berbasis praktik terbaik dalam pendampingan harian. Kehadiran FORDIS memperkuat penyusunan panduan agar tidak hanya komprehensif secara konsep, tetapi juga relevan secara implementasi.
Workshop menghasilkan beberapa poin strategis, termasuk struktur utama panduan layanan, penegasan peran unit fakultas dan program studi, integrasi pendampingan mahasiswa, serta rekomendasi peningkatan sarana prasarana aksesibel. Seluruh hasil diskusi akan dirumuskan menjadi draf panduan final yang akan diajukan kepada pimpinan universitas untuk disahkan dan diterapkan secara menyeluruh.
Melalui kegiatan ini, UNS kembali menegaskan posisinya sebagai pelopor kampus inklusif di Indonesia, dengan memastikan bahwa setiap mahasiswa, termasuk yang menyandang disabilitas, memperoleh dukungan penuh untuk belajar dan berkembang secara optimal.

