Surakarta, 31 Agustus 2024 — Pusat Studi Difabilitas (PSD) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) resmi menyelenggarakan Program Magang Mahasiswa Pendamping Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusif, atau yang dikenal dengan Maping Aksi. Program ini berlangsung selama satu bulan pada Agustus 2024 dan menjadi salah satu bentuk komitmen UNS dalam memperkuat praktik pendidikan inklusif di tingkat sekolah.
Program Maping Aksi diikuti oleh 32 mahasiswa dari FKIP, FAPSI, dan FKOR yang ditempatkan di 16 sekolah dasar inklusi di Kota Surakarta. Setiap sekolah menerima dua mahasiswa magang yang bertugas mendampingi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. Pendampingan meliputi dukungan akademik, sosial, serta adaptasi kebutuhan ABK selama mengikuti proses pendidikan di sekolah.
Sebelum diterjunkan ke sekolah, seluruh peserta magang mengikuti pembekalan intensif selama satu minggu. Pembekalan ini mencakup pemahaman dasar tentang pendidikan inklusif, teknik pendampingan ABK, komunikasi efektif, etika bekerja di lingkungan sekolah, serta simulasi penanganan kasus. Dengan persiapan tersebut, mahasiswa diharapkan siap memberikan kontribusi nyata dan profesional di lapangan.
Kegiatan Maping Aksi merupakan bagian dari Program Pengabdian Kemitraan Masyarakat Internasional yang dilaksanakan PSD LPPM UNS dengan menggandeng UPTD Pusat Layanan Disabilitas dan Pendidikan Inklusi (PLDPI) Kota Surakarta sebagai mitra utama. Kerja sama ini memperkuat sinergi antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah dalam memastikan layanan pendidikan yang lebih ramah dan responsif terhadap kebutuhan anak disabilitas.
Program ini mendapatkan sambutan positif dari sekolah-sekolah penerima mahasiswa magang. Banyak sekolah menyampaikan bahwa pendampingan mahasiswa sangat membantu guru dalam memenuhi kebutuhan individu ABK. Bahkan, sejumlah sekolah berharap agar program ini dapat diperpanjang dan diperluas pada periode berikutnya mengingat manfaat yang dirasakan secara langsung oleh siswa maupun institusi sekolah.
Melalui Maping Aksi, UNS menegaskan perannya sebagai perguruan tinggi yang aktif mendorong terciptanya ekosistem pendidikan inklusif tidak hanya melalui riset dan akademik, tetapi juga melalui aksi nyata di masyarakat.

